TOKYO, JEPANG – Situasi di Laut China Timur kembali memanas hari ini, Kamis (2/10), setelah Jepang melaporkan peningkatan aktivitas kapal penjaga pantai Tiongkok di dekat kepulauan sengketa yang oleh Tokyo disebut Senkaku dan oleh Beijing disebut Diaoyu.
Kementerian Pertahanan Jepang menyatakan telah mengerahkan kapal patrolinya sendiri untuk memantau pergerakan empat kapal Tiongkok yang memasuki wilayah yang diklaim sebagai perairan teritorial Jepang pada pagi hari. Menurut laporan NHK, kapal-kapal Tiongkok tersebut berada di area itu selama beberapa jam sebelum akhirnya bergerak menjauh.
Juru bicara pemerintah Jepang, dalam konferensi pers darurat, menyebut tindakan Tiongkok sebagai “pelanggaran kedaulatan yang sangat disesalkan” dan telah melayangkan protes diplomatik resmi melalui kedutaan besarnya di Beijing.
Insiden ini adalah yang terbaru dari serangkaian konfrontasi serupa yang terjadi sepanjang tahun 2025. Para analis melihat peningkatan frekuensi patroli Tiongkok sebagai upaya strategis Beijing untuk secara konsisten menegaskan klaimnya atas kepulauan tersebut. Kepulauan kecil tak berpenghuni ini diyakini kaya akan sumber daya alam, terutama cadangan minyak dan gas, serta memiliki posisi strategis yang penting.
“Ini adalah permainan ‘kucing dan tikus’ yang berbahaya di laut lepas,” kata seorang analis keamanan regional. “Setiap eskalasi, sekecil apa pun, berisiko menimbulkan salah perhitungan yang dapat memicu konflik yang lebih luas.”
Ketegangan ini terjadi hanya beberapa minggu menjelang pertemuan tingkat tinggi para pemimpin Asia-Pasifik di Bangkok, di mana isu keamanan maritim diperkirakan akan menjadi salah satu agenda utama. Peristiwa ini kemungkinan besar akan memperkuat aliansi keamanan antara Jepang dan Amerika Serikat, yang telah berulang kali menegaskan bahwa Kepulauan Senkaku masuk dalam lingkup perjanjian keamanan bersama mereka
Tinggalkan Balasan