Beranda / Nasional / Evakuasi Berpacu dengan Waktu di Ponpes Sidoarjo, Korban Tewas Jadi 5 Orang, Puluhan Masih Terjebak

Evakuasi Berpacu dengan Waktu di Ponpes Sidoarjo, Korban Tewas Jadi 5 Orang, Puluhan Masih Terjebak

SIDOARJO, JAWA TIMUR – Tim SAR Gabungan terus berpacu dengan waktu dalam operasi pencarian dan penyelamatan korban tragedi runtuhnya musala di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Sidoarjo. Memasuki hari keempat, Kamis (2/10), fokus utama tim adalah mengevakuasi puluhan santri yang diyakini masih terperangkap di bawah reruntuhan beton.

Berdasarkan data terbaru yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Basarnas pagi ini, jumlah korban meninggal dunia secara resmi bertambah menjadi 5 orang. Salah satu korban ditemukan dalam posisi bersujud, sebuah detail memilukan yang menggambarkan detik-detik terakhir saat musibah terjadi pada waktu salat Ashar, Senin lalu.

Hingga pukul 09:00 WIB, total 108 korban telah berhasil dievakuasi, baik yang selamat maupun meninggal dunia. Namun, diperkirakan masih ada sekitar 59 santri yang terperangkap, menjadi prioritas utama operasi penyelamatan yang mendekati akhir masa kritis golden time 72 jam.

“Kami terus bekerja tanpa henti. Setiap suara dan tanda kehidupan menjadi harapan bagi kami,” ujar Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, Direktur Operasi Basarnas, di lokasi kejadian.

Proses evakuasi menghadapi tantangan berat karena kondisi reruntuhan yang tidak stabil. Tim penyelamat terpaksa bekerja secara manual dengan sangat hati-hati untuk menghindari keruntuhan lebih lanjut. Penggunaan alat berat masih sangat dibatasi. Dalam upaya menjangkau korban, tim bahkan membuat jalur khusus menyerupai gorong-gorong untuk mengirimkan suplai oksigen dan makanan kepada korban yang terdeteksi masih hidup.

Suasana haru dan cemas masih menyelimuti area pondok pesantren, di mana para keluarga korban menunggu kabar dengan penuh harap. Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah mendirikan posko darurat dan dapur umum untuk melayani keluarga korban dan para relawan. Tragedi yang diduga akibat kegagalan konstruksi ini telah menjadi duka nasional dan menyoroti pentingnya pengawasan standar bangunan, terutama untuk fasilitas umum.

Artikel menarik Lainnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *