PERAIRAN INTERNASIONAL, LAUT MEDITERANIA – Ketegangan di Timur Tengah mencapai titik baru pada hari Rabu (1/10) malam waktu setempat, setelah Angkatan Laut Israel mencegat dan menaiki armada kapal kecil (flotilla) yang membawa bantuan kemanusiaan dan aktivis internasional menuju Jalur Gaza. Insiden ini, yang terjadi di perairan internasional, menuai kecaman keras dari berbagai organisasi hak asasi manusia global.
Armada bernama “Global Sumud Flotilla” tersebut menyatakan misinya adalah untuk menembus blokade laut yang telah berlangsung selama bertahun-tahun di Gaza dan mengirimkan pasokan medis serta makanan yang sangat dibutuhkan. Namun, militer Israel (IDF) menganggap tindakan tersebut sebagai provokasi dan pelanggaran terhadap blokade keamanan yang mereka terapkan.
Laporan dari Al Jazeera dan Reuters mengonfirmasi bahwa di antara puluhan aktivis yang ditahan dari kapal tersebut adalah aktivis iklim terkemuka asal Swedia, Greta Thunberg. Keterlibatannya dalam misi ini telah menarik perhatian media global secara signifikan.
“Pasukan kami menaiki kapal-kapal tersebut sesuai dengan hukum internasional setelah semua tawaran untuk mengalihkan kapal ke Pelabuhan Ashdod diabaikan,” kata IDF dalam sebuah pernyataan. Pihak militer menambahkan bahwa para aktivis akan diproses dan dideportasi.
Sebaliknya, pihak penyelenggara flotilla menyebut pencegatan itu sebagai “tindakan pembajakan di laut lepas”. Dalam siaran pers mereka, mereka menyatakan, “Kami adalah warga sipil tak bersenjata yang membawa bantuan untuk warga sipil lainnya. Tindakan agresi oleh militer Israel ini adalah pelanggaran nyata terhadap kebebasan navigasi.”
Insiden ini terjadi bersamaan dengan kebuntuan politik di Amerika Serikat yang menyebabkan US Government Shutdown (penutupan layanan pemerintah). Gedung Putih dan Kongres gagal mencapai kesepakatan anggaran, mengancam jutaan pekerjaan pegawai negeri dan menghentikan berbagai layanan publik di seluruh negeri. Dua krisis yang terjadi bersamaan ini menciptakan atmosfer ketidakpastian dalam politik global.
Para pemimpin dunia dan PBB didesak untuk segera menengahi situasi di lepas pantai Gaza untuk memastikan keselamatan para aktivis yang ditahan dan mencegah eskalasi konflik lebih lanjut di kawasan tersebut.
Tinggalkan Balasan